Hitung

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Halaman

Pengertian Silabus


Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ bahan/ alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapian kompetensi untuk penilaian.
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standart kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standart kompetensi dan kemampuan dasar.[1][1]




 [1] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, 2008, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 38

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Komponen RPP


Komponen RPP

1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.




b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Makalah "Virtual Learning"

Dosen Pengampu : Bpk. Cecep Kustandi, M. Pd

Virtual Learning
Disusun oleh       :
·       Ahmad Muzaki                      (1215121089)
·       Bayu Priastomo                     (1215076057)
·       Sharah Mulyani                      (1215121104)
Program Studi    : Teknologi Pendidikan
Jurusan                : Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas               : Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Virtual Learning”. Makalah ini berisikan tentang Apa itu Virtual learning dan apa pengaruhnya bagi pendidikan di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Jakarta 03 November, 2012

                           
                                Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
I.2 Tujuan  ..........................................................................................................................1
I.3 Rumusan Masalah   .......................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A.    Definisi Pendidikan Jarak Jauh    …............................................................................ 3
B.     Jarak transaksi dan Cara Menjembataninya………..................................................... 3
C.     Beberapa Jenis Tutorial dan Kelemahannya................................................................ 4
D.    Sistem Pembelajaran Melalui Internet..........................................................................5
E.     Menciptakan Kelas Virtual (Virtual Classroom) .........................................................5
F.      Kelemahan Kelas Virtual..............................................................................................7
G.    Kelas Online Gratis.......................................................................................................7
Bab III Kesimpulan dan Penutup ............................................................................................8
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ iv
                                                                                                                                               iii
Bab I
Pendahuluan
I.1           Latar Belakang
Banyak orang diseluruh Dunia mengakui pendidikan jarak jauh (Distance Learning) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Permasalahan yang muncul  misalnya banyak anak usia sekolah tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus mencari nafkah atau pun ketika kecil tidak mendapatkan pendidikan yang baik.
Virtual Learning adalah salah satu system pendidikan jarak jauh yang bertujuan untuk mengevisiensikan dan mengefektifikan metode pembelajaran dengan menggunakan internet. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam proses pembelajaran dalam konsep Virtual Lerning ini.
Dalam system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa
I.2  Tujuan
·         Memberikan Informasi yang berkaitan dengan Virtual Learning
·         Mengerjakan tugas makalah dan presentasi kelompok mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diempu oleh Bapak Cecep Kustandi, M.Pd.
1
I.3 Rumusan Masalah
- Apa itu Pendidikan Jarak Jauh?
- Apa saja jenis tutorial dan kelemahannya?
- Bagaimana menciptakan Virtual Classrom?
- Apa saja kelemahan Vitual Classrom?
- Sebutkan salah satu contoh virtual classroom?
- Apa saja keutungan kelas virtual untuk pengajar dan peserta didik?
2
Bab II
Pembahasan
A. Definisi Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)
                Banyak definisi yang digunakan untuk distance learning ini. JW. Keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi distance learning yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Menurut dia ada 6 unsur dasar pengertian (six defining elements) yaitu:
·         Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan distance learning dari pendidikan konvensional.
·         Adanya lembaga yang mengelola distance learning. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti distance learning dari orang yang belajar sendiri
·         Digunakan media sebagai sarana intuk menyajikan isi pelajaran. Misalnya melalui media elektronik, media massa dan media cetak.
·         Diselenggarakanya system komunikasi dua arah antara guru dan siswa, atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat dari pembelajaran tersebut. Dalam proses ini siswa lebih berinisiatif untuk melalukan komunikasi.
·         Pada dasarnya pendidikan ini bersifat individual karena tidak tergantung dengan organisasi penyelenggaranya.
B.   Jarak transaksi dan cara menjembataninya
                Menurut Dewey dalam Moore(1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan interaksi antara individu, lingkungan , dan perilaku yang terjadi dalam situasi tertentu. Transaksi pendidikan terjadi antara siswa dan guru dalam distance learning bersifat khusus karena keterpisahannya satu sama lain. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi antara siswa dengan guru. Oleh karena itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu dapat berkurang atau hilang. Menurut Moore (1903) jarak transaksi itu dapat di jembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialoge). Artinya makin mudah dan semakin sering guru dan siswa berinteraksi semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam distance learning sangat lah penting interaksi guru dan muridnya agar proses belajar dapat terjadi dengan baik.
3
Moore (1983) mengatakan semakin baik media yang digunakan semakin baik proses pembelajaran akan berlangsung. Media yang digunakan juga sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan siswa. Kalau yang digunakan adalah tv, radio, atau buku kesempatan siswa untuk berinteraksi, berdialog dan berkomunikasi dengan guru sangat kecil. Audio conference, video conference, atau internet membuka lebih besar peluang terjadinya inteaksi antara guru dan murid sehingga kecil kemungkinan terjadinya perbedaan penafsiran isi pelajaran.
C. Beberapa jenis tutorial dan kelemahannya
Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya tutorial tatap muka, tutorial surat menyurat, tutorial melalui telepon, tutorial audio dan video conference.
                a. Tutorial tatap muka
Siswa dan guru bertemu muka secara berkala untuk memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitaan yang dihadapi siswa. Tutorial seperti ini sangat bagus mengurangi jarak transaksi antaraguru dan siswa. Denganb demikian kesalahahaman penafsiran isi pelajaran dapat diperkecil
Kekurangan yang ada dalam tutorial ini:
Tutorial tidak dapat dilakukan terlalu sering. Makin sering biayanya semakin mahal. Niassanya tutorial ini diadakan seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan hanya 2 atau 3 kali dalam satu semester. Hal ini menyebabkan  siswa harus menunggu lama untuk mengutarakan kesulitannya kepada guru. Tutorial ini biasanya bukan merupakan keharusan. Akibatnya banyak siswa yang  memilih tidak hadir
b. Tutorial melalui telepon atau surat
tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, padahal biayanya relative murah dan mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua siswa mempunyai telepon ataupun sungkan menanyakan pelajaran kepada guru  melalui telepon atau surat. Disamping itu tutorial melalui surat jawabannya seringkali datangnya terlambat.
 c. Tutorial melalui konfrensi audio atau video
Tutorial ini jarang digunakan karena biayanya relative lebih mahal karena kebutuhan waktu, jaringan internet, dan tenaga pengajar.
4
D. Sistem pembelajaran melalui internet
                Dalam system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. System pembelajaran ini sering kali disebut e-learning, virtual learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter,1997).
Potensi utama virtual learning sendiri adalah dapat memberikan peluang siswa untuk berinteraksi secara synchoronous dengan guru, teman maupun bahan belajarnya. Selain guru dapat mengontrol aktivitas belajar siswa melalui internet, dan juga virtual learning dapat menyajikan bahan ajar lebih menarik dari pada proses yang terjadinya di kelas.
E. Menciptakan kelas VIRTUAL(virtual classroom)
Pembelajaran multidimensi yang akan membawa proses pembelajaran kearah yang lebih kontekstual dan nyata. Sejauh ini dunia baru ini belum banyak disentuh dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk membantu pembelajaran di ruang-ruang kelas mereka.Padahal kelas/dunia virtual ini didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai dunia aslinya. Belajar di kelas virtual semacam ini memungkinkan kita (guru dan siswa) mendapatkan banyak manfaat dan akan mendapati kejutan-kejutan baru dalam belajar.Kejutan baru itu dapat kita rasakan mengingat sesuatu yang kita pelajari/belajarkan kadang hanyalah berupah gambaran abstrak tentang suatu fenomena,peristiwa atau hanya sebatas rumus-rumus belaka.Di kelas virtual inilah gambaran abstrak itu kian menjadi nyata dan memesona. Di kelas virtual ini Guru dan siswa dapat menggunakan simulasi dan visualisasi untuk memahami suatu konsep. Dimana dunia virtual memudahkan guru maupun siswa menyimulasikan berbagai materi pelajaran yang mungkin sulit dilakukan di dunia fisik. Misalnya mengenai perjalanan ke bulan, gempa bumi, tsunami, pembedahan jantung, peradaban Mesir, dll. Melalui dunia virtual, siswa juga bisa memvisualisasikan materi belajar seperti rangkaian DNA, tata surya, dansejenisnya. Dikelas ini juga Guru dan siswa bisa bertemu dan berdialog dengan berbagai ahli dari belahan bumi manapun. Kesempatan ini memungkinkan baik guru maupun siswa belajar dari sumber yang berkualitas. Kelas ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan darwa wisata (fieldtrip) dan belajar dari tempat-tempat yg dikunjungi tanpa biaya Tidak bisa kita pungkiri bahwa belajar langsung di tempat yang berhubungan dengan topik yang sedang diajarkan akan lebih berkesan bagi siswa. Tetapi sering kali biaya menjadi kendala dalam melakukan kegiatan ini di dunia fisik. Di dunia virtual, banyak sekali tempat baik itu tempat bersejarah seperti candi borobudur, tembok besar Cina, rekator nukir, NASA dan objek lain yang tersedia dan bisa dikunjungi kapan saja tanpa biaya.
5
Pembelajaran virtual ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan kolaborasi antar sekolah dengan lebih mudah dan hampir tanpa biaya. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan jalan bertukar informasi dan pengetahuan maupun melakukan proyek pembelajaran bersama antar sekolah. Kesempatan ini memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang adil bagi keragaman peserta didik. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sekolah-sekolah favorit dan besar lebih diuntungkan dari segi fasilitas dan SDM dibanding dengan sekolah kecil/swasta. Kolaborasi pembelajaran ini juga akan memperkecil kesenjangan antara sekolah yang sudah mapan dan berkualitas dengan sekolah yang berada di bawahnya baik dari aspek proses,ketenagaan maupun sarana dan prasarananya. Karenanya pembelajaran di kelas virtual ini akan semakin memudahkan dan memberikan secercah harapan baru akan hadirnya pembelajaran berkelas dunia dari ruang-ruang kelas kita,semoga kita bisa menjadi katalisator dari dunia yang semakin sempit ini.[1]
            Menurut Potter(1997), menciptakan kelas virtual harus mempertimbangkan berbagai hal agar pembelajaran dapat terjadi dengan efektif
1.Dilengkapi dengan sumber belajar pada saat dibutuhkan siswa tersedia dan mudah diakses
2. Menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan sama seperti halnya system konvensional yang diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi worksop, melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas.
3. Menyatukan siswa dan guru supaya merekabersilap terbuka dan bertukar gagasan
4. Memberikan harapan pada siswa untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan lingkungan yang konduif untuk belajar.
5. Menjadi sarana sebagai pengembang kebebasan akademik. Contoh melakukan percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan kelas lain tanpa harus ada rasa takut dan cemas.
6. Harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa.
F. Kelemahan Kelas Virtual
            Kelas virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ada beberapa kelemahan dari virtual class ini diantaranya:
Ø  Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai
Ø  Penggunaan internet yang mahal
Ø  Komunikasi melalui internet sering kali lamban
Ø  Terjajadinya salah penafsiran
G. Kelas Online Gratis
Free Virtual Classroom  yang disediakan oleh WiZiQ adalah sebuah kelas online dimana pengajar dan yang diajar terhubung secara online. Kelas virtual ini akan menggunakan fitur audio-video conference, chatting, papan tulis, dan content sharing. Kelas ini gratis, alias tidak dipungut bayaran dalam penggunaannya. Kelas juga akan direkam dan akan bisa diakses lagi di WiZiQ yang nantinya bisa digunakan untuk kajian ulang atau referensi.
Peserta bisa mengikuti kelas dan bisa menikmati percakapan secara verbal dengan peserta lain di kelas yang sama, gambar atau tulis sesuatu di papan tulis serta berbagi file-file PowerPoint, PDF, Flash dan Gambar.
Beberapa keuntungan untuk Pengajar
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran online tanpa menginstall software apapun
*Pengajar mendapatkan 
kelas virtualnya tanpa biaya apapun 
*
Jadwal online  bisa diatur sesuai keinginan dan waktu dari pengajar
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran pada peserta ajarnya
Beberapa keuntungan untuk Peserta Ajar
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi ajar pilihan.
7
Bab III
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
                Semakin diminatinya pendidikan jarak jauh haruslah mementingkan aspek efektifitas dari pembelajarannya tersebut. Pendidikan jarak jauh (distance learning) juga harus di imbangi dengan ada nya insfrastrukur yang baik. Karena melaksanakannya juga butuh biaya yang mahal pada saat ini hanya dapat di kembangkan untuk daerah perkotaan. Jadi agar kondisi pendidikan tidak tertinggal, kelas virtual atau distance learning ini sangat lah membantu dan perlu dikembangkan.
Saran
1.      E-learning virtual classroom 
harus terus dikembangkanterutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan
2.      Antara siswa dan pengajar harus ada komitmen yang kuat agarpenyelenggaraan e-learning virtual classroom mencapai tujuanpembelajaran yang ditargetkan
  Daftar Pustaka
   Anung Haryono & Abubakar Alatas, Virtual Learning, Pustekkom  Jakarta : 2003
   Wawancara dengan Ibu Murti Westy


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0