Pengalaman
Kerucut Edgar Dale dan Hubungan dengan Media Belajar
Edgar Dale berkeyakinan bahwa symbol dan gagasan yang
abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk
pengalaman konkrit. Kerucut pengalaman merupakan awal untuk memberikan alasan
tentang kaitan teori belajar dengan komunikasi audiovisual
.
Pengalaman Langsung
Dasar dari
pengalaman kerucut Dale ini adalah merupakan penggambaran realitas secara
langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Ibarat ini seperti
fondasi dari kerucut pengalaman ini, dimana dalam hal ini masih sangat konkrit.
Dalam tahap ini pembelajaran dilakukan dengan cara memegang, merasakan atau
mencium secara langsung materi pelajaran. Maksudnya seperti anak Taman
Kanak-Kanak yang masih kecil dalam melakukan praktik menyiram bunga. Disini
anak belajar dengan memegang secara langsung itu seperti apa, kemudian
menyiramkannya kepada bunga.
Pengalaman Tiruan
Tingkat kedua
dari kerucut ini sudah mulai mengurangi tingkat ke-konkritannya. Dalam tahap
ini si pebelajar tidak hanya belajar dengan memegang, mencium atau merasakan
tetapi sudah mulai aktif dalam berfikir. Contohnya seperti seorang pebelajar
yang diinstruksikan membuat bangunan atau gedung. Disini pebelajar tidak membuat
gedung sebenarnya melainkan gedung dalam artian suatu model atau miniature dari
gedung yang sebenarnya.
Hubungannya dengan Media Belajar
Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran
untuk menghindari verbalisme yang masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan
alat bantu visual semata. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan
pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut
yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale.
Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk
menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh
pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar
Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari,
proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses
mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan
pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak
pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh
pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit
pengalaman yang akan diperoleh siswa .
0 komentar:
Posting Komentar